Konsep-konsep tentang organisasi telah berkembang mulai tahun 1800-an,
dan konsep-konsep ini sekarang dikenal sebagai teori klasik (Classical
Theory) yang disebut juga teori tradisional. Organisasi secara umum
digambarkan oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi,
dan tugas-tugasnya terspesialisasi. Para teoritisi klasik menekankan
pentingnya rantai perintah dan penggunaan disiplin, aturan dan
supervisi ketat untuk mengubah organisasi-organisasi agar beroperasi
lebih efisien.
Teori klasik berkembang dalam tiga aliran: biokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
Ketiganya mempunyai efek yang sama dalam praktek, dan semuanya
dikembangkan sekitar tahun 1900-1950 oleh kelompok-kelompok penulis
yang bekerja secara terpisah dan tidak saling berhubungan.
Teori klasik mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan ,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja
bersama.
TEORI BIROKRASI
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya: The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.
Kata biokrasi mula-mula berasal dari kata legal-rasional. Menurut Weber
bentuk organisasi yang birokratik secara koadratnya adalah bentuk
organisasi yang palin efesien. Weber mengemukakan
karakteristik-karakteristik birokrasi sebagai berikut:
• Pembagian kerja yang jelas
• Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
• Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
• Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
• Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
• Hubungan-hubungan antara pribadi yang bersifat “ impresonal”.
• Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif yang menekankan struktur dalam organisasi.
• Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik
• Program rasional dalam pencapaian tujuan organisasi
• Sistem prosedur bagi penanganan situasi kerja
• Sistem aturan yang mencakup hak-hak dan kewajiban-kewajiban posisi para pemegang jabatan
• Hubungan-hubungan antara pribadi yang bersifat “ impresonal”.
• Jadi birokrasi adalah sebuah model organisasi normatif yang menekankan struktur dalam organisasi.
TEORI ADMINISTRASI
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik.
Teori administrasi juga berkembang sejak tahun 1900. Teori ini sebagian
besar dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol dan Lyndall Urwick
dari Eropa, seperti Mooney dan Reily di Amerika.
Henri Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok:
• Kegiatan-kegiatan teknikal (produksi, manufacturing, adaptasi)
• Kegiatan-kegiatan komersial ( pembelian, penjualan, pertukaran)
• Kegiatan-kegiatan keamanan ( perlindungan terhadap kekayaan dan opersonalia organisasi)
• Kegiatan-kegiatan akuntansi (penentuan persediaan, biaya, penyusunan neraca dan laporan rugi-laba, statistik)
• Kegiatan-kegiatan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah, pengkoordinasian, pengawasan)
Fayol mengemukakan dan membahas 14 (empat belas) kaidah manajemen yang
menjadi dasar perkembangan teori administrai, sebagai berikut:
• Pembagian kerja (division of work)
• Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
• Disiplin (descipline)
• Kesatuan perintah ( unity of command)
• Kesatuan pengarahan (unity of direction)
• Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi ( subordination of induvidual interests to general interests)
• Balas jasa ( remuneration of personnel)
• Sentralisasi (centralization)
• Rantai skalar ( scalar chain)
• Aturan (order)
• Keadilan ( equity)
• Kelanggengan personalia (stability of tenure ofpersonnel)
• Insiatif (initiative)
• Semangat korps (esprit de corps)
Urwick dan Gulick: Mooney dan Reilly menekankan tiga prinsip organisasi
yang mereka teliti dan temukan telah dijalankan dalam
organisasi-organisasi pemerintahan, agama, militer, dan bisnis. Ketiga
prinsip tersebut:
• Prinsip koordinasi. Organisasi-organisasi bila orang-orang sebagai
anggota mengkombinasikan usaha-usaha mereka untuk suatu tujuan tertentu.
• Prinsip skalar. Prinsip skalar kadang-kadang disebut prinsip
hirarkis. Berarti bahwa pembagian tugas atau kerja dilakukan atas dasar
derajat wewenang dan hubungan tanggung jawab.
• Prinsip fungsional. Istilah fungsionalisme dalam hal ini berarti pembedaan di antara macam-macam tugas.
MANAJEMEN ILMIAH
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori
manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen
modern. Dalam buku-buku literature, manajemen ilmiah sering diartikan
berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah merupakan penerapan
masalah-masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah
adalah seperangkat mekanisme-mekanisme atau teknik-teknik.
F.W. Taylor menuangkan gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop
Management , The Principles of Scientific yang menghasilkan empat
kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi
perusahaan , yaitu :
• Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode
yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang
benar.
• Mengadakan seleksi, latiahn-latiahan, dan pengembangan para karyawan
secara ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sebaik-baiknya
sesuai dengan spesialisasinya.
• Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan
pengembangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan
memperoleh kesempatan untuk ,encapai tingkat upah yang tinggi,
sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
• Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat
dan mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer
sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.
Teori Klasik : Anatomi Organisasi Formal
Tiga unsure pokok organisasi formal yang selalu muncul dalam leteratur-leteratur manajemen adalah :
• Sistem kegiatan yang terkoordinat.
• Kelompok orang.
• Kerjasama untuk mencapai tujuan.
Organisasi formal adalah system kegiatan yang terkoordinasi dari
sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan di bawah
kekuasaan dan kepemimpinan.
Menurut para pengikut aliran teori organisasi klasik, adanya suatu
organisasi bergantung pada empat kondisi pokok yang harus ada sebelum
“kesatuan kegiatan” (unity of action) adalah sebagai berikut :
• Kekuasaan, bisa demokratis atau teoritis, hal ini disebut sebagai sumber pengorganisasian tertinggi.
• Saling melayani, yang merupakan legitimasi social pada organisasi.
• Doktrin, dalam arti sederhana, hal ini merupakan rumusan tujuan organisasi.
• Disiplin, diartiakan sebagai perilaku yang ditentukan oleh perintah atau pengendalian diri.
• Tiang dasar teori organisasi formal adalah :
• Pembagian kerja
• Proses scalar dan fungsional, proses pertumbuhan vertical dan horizontal organisasi
• Struktur, hubungan antara berbagai kegiatan berbeda yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi.
• Rentang kendali (span of control)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar